Sabtu, 16 November 2013

Moralitas Pelajar Zaman Sekarang

Diposting oleh Mutia Azila di 04.01


Moralitas Pelajar Zaman Sekarang

Pelajar sekarang kurang memahami apa sebetulnya hakikat dan tugas seorang pelajar, mereka hanya berangkat pagi dapat uang saku kemudian berangkat sekolah setelah bel berbunyi tanda pelajaran sekolah telah usai kemudian bergegas pulang dan selesai. dengan tanpa belajar, tanpa memahami sopan santun dalam lingkungan sekitar apa itu realita potret pelajar zaman sekarang? Nampaknya pelajar mengalami dekadensi di semua elemen yang mempunyai relevansi denganya baik dari segi prestasi akademik, kurangnya sopan santun terhadap lingkungan di sekitarnya di tambah lagi persoalan Ujian Nasional yang setiap tahun mengalami perubahan dari standar minimal kelulusan sampai prosedur yang digunakan sering kali menuai protes dan kecaman dari berbagai pihak membuat pelajar terbebani dan kebingungan dalam menyikapinya, ada yang stress, depresi, bahkan ada yang sampai bunuh diri karena nantinya takut dan malu kalau tidak lulus. Hal ini nampaknya tidak berpengaruh pada  kemendiknas untuk tidak merubah sistem yang ada maka tidak heran kalau mutu pendidikan di indonesia belum bisa di sejajarkan dengan negara-negara berkembang lainya seperti singapura, malaysia dan brunei darussalam.
Di sisi lain dalam dinamika perkembangan  zaman yang di sesaki dengan teknologi informasi berbasis multimedia seperti handpone dan laptop yang seakan wajib dimiliki oleh setiap pelajar, internet yang mudah di akses dimana-mana, membuat pelajar hanyut terbuai di dalamnya, sehingga tidak berlebihan kalau internet di ibaratkan seperti halnya pisau yang tajam, filosofi pisau itu tergantung yang memakainya, mau di gunakan untuk peralatan masak di dapur atau di gunakan untuk melukai seseorang tergantung yang memakai, sama halnya seperti internet kalau di gunakan untuk hal-hal positif juga besar manfaatnya namun sebaliknya kalau di gunakan untuk hal-hal negatif juga tidak kalah besar bahaya dan dampaknya bagi generasi muda terutama pelajar,  betapa tidak pornografi yang marak dimana-mana membuat pelajar penasaran dan ingin mengaksesnya karena memang jiwa remaja  yang masih labil dan belum menemukan jatidirinya, teknologi mempermudah untuk melakukan hal tersebut  dengan cara bluetooth dan di upload di internet pornografi pun secara cepat menyebar di seluruh penjuru nusantara. Hal ini membuat pemikiran pelajar tidak mengalami perkembangan otaknya sudah di penuhi  ilustrasi yang mereka tonton, cara mengidentifikasi pelajar sudah terjangkit pornografi atau tidak, itu bisa di lihat dari perilaku dan tutur katanya sering berbicara jorok kepada teman sesamanya, sering menyendiri, melamun membayangkan sesuatu yang dia tonton, merubah kebiasaan yang sudah mengakar memang tidak semudah membalikan tangan, harus di dasari dengan pendekatan emosional dan kesadaran dari hati ke hati antar semua elemen yang berkaitan dari mulai orang tua di rumah memberi contoh kepada anak-anaknya yang baik, civitas akademika di sekolah berinovasi bagaimana upaya agar para pelajar antusias dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, pemerintah memproteksi situs-situs porno dan menindak tegas bagi orang yang mengedarkan dan menyebarluaskan, kalau hal itu terpenuhi maka pernografi bisa teratasi dan tidak menjadi bumerang bagi pelajar.
Kelakuan para pelajar yang sudah bertindak diluar batas normal. Bukan hanya melakukan tawuran yang memang sangat merugikan semua pihak, melainkan video porno yang sudah beredar hampir keseluruh tanah air dengan adegan yang menurut dunia pendidikan sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar apalagi didepan umum. Ironisnya, pelajar-pelajar yang melakukan aksi melakukan tersebut sama sekali tidak merasa keberatan merekam tindakan asusilanya tersebut dan bahkan menjadikan aksi tersebut sebagai lelucon dan gurauan. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi sedangkan yang seharusnya mereka lakukan adalah belajar serta menuntut ilmu demi masa depan mereka dan kemajuan bangsa.
Pemerintah yang menanggapi permasalahan tersebut melihat adanya aspek pengawasan yang rendah dari orang tua pelajar-pelajar tersebut serta rendahnya pengawasan dari aparat setempat jika ditinjau mengenai kasus tawuran antarpelajar bahkan antarmahasiswa. Bimbingan yang kuat serta pengawasan dari pendidik juga sangat diperlukan, apalagi motif yang mendasar adanya tindak kekerasan atarpelajar tersebut adalah persaingan antar sekolah serta dendam pribadi dari salah satu pelajar yang menjadi provokator. Tindakan kekerasan dan asusila yang mewabah kepada pelajar jaman sekarang harus disikapi dengan bijaksana agar adanya penyelesaian yang efesien. Diperlukan pengawasan yang lebih dari orang tua dan pendidik sekarang ini agar pelajar yang bersikap diluar batas bias diarahkan menjadi lebih baik. Jika tidak ada tindakan yang tegas, tawuran dan tindak asusila akan merajalela serta nilai-nilai bangsa akan hilang begitu saja.
Pegawasan yang ketat memang merupakan kunci utama yang harus dilakukan orang tua dan guru-guru sekarang ini. Karena lingkup termudah yang turut andil dalam pencegahan tidak kekerasan dan asusila terhadap pelajar adalah dimulai dari keluarga dan lingkungan sekolah. Pemerintah pun harus tetap berupaya dalam penuntasan kasus-kasus tersebut melalui aparat setempat dan system keamanan yang berlaku diseluruh wilayah tanah air. Pelajar Indonesia harus diarahkan kepada segala hal yang positif karena merekalah yang menjadi generasi penerus bangsa. Menjadi siswa-siswi yang berprestasi dan membanggakan haruslah menjadi target mereka. Dengan demikian, peran orang tua serta pemerintah dalam mewujudkan generasi bangsa yang cerdas tidak akan sia-sia.
Apabila tidak ada kepedulian berarti terhadap persoalan kasus moralitas pelajar dari pimpinan bangsa ini, maka jangan heran kalau dekadensi moral bangsa ini terus berlanjut. Pemimpin hanya fokus persoalan besar namun tidak sistemik sementara persoalan yang dianggap sepele seperti kasus video mesum itu dibiarkan berlalu tanpa perhatian sang pemimpin yang seharusnya juga menjaga moralitas bangsa, padahal moralitas bangsa sangat penting dalam peradaban dunia moderen. Di negara Barat yang katanya menganut sistem liberalisme itu ternyata persoalan moralitas menduduki rangking pertama perhatian mereka, akses pelajar mempelajari perbuatan tercela dibatasi, film dan acara televisi amat ketat penayangannya sehingga pelajar tidak mudah mendapatkan akses untuk itu. Bagaimana dengan di Indonesia? Sebagai negara Pancasila kita malu ternyata sistem yang kita anut itu di lapangan berubah menjadi lebih liberalis darim pada sistem liberalisme yang diterapkan di Barat. Pelajar dengan mudah dapat mengakses hal-hal yang dapat membentuk mereka meniru perbuatan nista dan jahat. Akumulasi dari menyerapnya "pelajaran seks" dengan membiarkan perilaku bebas dikalangan remaja dan mudah di akses melalui acara-acara televisi dan ruang publik lainnya membuat vidseo mesum pelajar tersebut diatas menjadi puncak gunung es persoalan dekadensi moral dikalangan pelajar.  

    
Nama: Mutia Azila
NPM: 25211046
KLS: 3EB10

1 komentar on "Moralitas Pelajar Zaman Sekarang"

Obat Tradisional Tonsilitis on 6 September 2015 pukul 21.39 mengatakan...

memang gitu mba, parah klo jaman sekarang..

Posting Komentar

 

' Mutia Azila Sweet Cupcake Designed by Ipietoon