Minggu, 02 Desember 2012

Review Jurnal Ekonomi Koperasi 5.2

Diposting oleh Mutia Azila di 08.40

REVIEW II:
MODEL KOPERASI YANG BERBASIS PADA SINERGITAS MODAL SOSIAL DAN EKONOMI
(Pendekatan Klaster Perikanan di Kabupaten Cirebon)
Oleh :
Dr. Heri Nugraha. SE. MSi
http://www.ikopin.ac.id/downloads/ARTIKEL&KOPERASI%20Seminar2003.pdf

III. Metode, Alat, dan Objek Penelitian
  1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan observasi melalui pendekatan deskriptif dan verifikatif.
  2. Analisis metode dilakukan dengan SWOT
  3. Analisis Kualitatif : Focus Group Discussion, Pendampingan dan pendapat ahli
  4. Objek penelitian ; Nelayan di Kabupaten Cirebon 
IV. Hasil Analisis SWOT Klaster
Analisis SWOT dipergunakan untuk dengan tahapan membuat matriks IFE (Internal Pactor Evaluation), dan matriks EFE (External Factor Evaluation). Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting, sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang berkaitan dengan peluang dan ancaman.
Adapun hasil perhitungan skor untuk faktor strategi Eksternal dan Internal dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Rekapitulasi Faktor Strategi Eksternal CRB
Faktor Strategi Eksternal
Bobot
Rating
Skor
Peluang



Kebijakan yang mendukung
0,20
3
0,6
Jumlah permintaan yang besar baik domestik maupun ekspor
0,20
3
0,6
Potensi SDA yang belum dimanfaatkan
0,05
2
0,1
Dukungan Internasional terhadap pelestarian sumber daya laut
0,05
2
0,1
Ancaman



Persainganusaha dengan luar daerah atau Negara lain
0,20
2
0,4
Penangkapan liar yang dilakukan oleh nelayan asing
0,20
2
0.4
Pencemaran laut yang mengurangi populasi ikan
0.05
2
0,1
Keterbatasan infrastruktur
0.05
2
0,1
JUMLAH
1.00

2.4

Tabel 2. Rekapitulasi Faktor Strategi Internal CRB
Faktor Strategi Internal
Bobot
Rating
Skor
Kekuatan



Bahan Baku yang merupakan SDA melimpah
0,20
2
0,4
Jumlah pelaku usaha (RTP) banyak
0,20
3
0,6
Kondisi pantai dan ombak
0,10
3
0,3
Jaringan Kemitraan
0,10
3
0,3
Ancaman



Akses pemodalan nelayan
0,10
1
0,1
Tidak jelasnya kontrak kerja dengan pasar
0,10
2
0.2

Setelah dilakukan rekapitulasi nilai faktor-faktor baik Eksternal maupun Internal, tahap berikutnya jumlah skor dari masing-masing faktor diplot kedalam Internal – Eksternal Matriks seperti berikut ini.
Nilai skor Faktor Eksternal adalah 2,4 dan nilai skor Faktor Internal adalah 2,3, kemudian dipetakan ke dalam matriks.



Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa strategi yang harus dipilih dalam pengembangan klaster perikanan adalah strategi yang mengarah pada stabilitas. Hal ini sesuai dengan kondisi Hasil Tangkapan Maksimum Lestari (Maximum Sustainable Yield, MSY) yang sudah mencapai jenuh (fully exploited) untuk kawasan Pantai Utara Jawa Barat, dimana menurut sumber BAPEDA Propinsi Jawa Barat tahun 2007, secara keseluruhan Pantura Jawa Barat untuk perikanan pelagisnya telah terdegradasi sebesar 26%, dengan laju Kabupaten Cirebon 26%, Kabupaten Indramayu 26%, Kabupaten Karawang 26% dan Kabupaten Subang 24%, ini menunjukan bahwa produksi aktual sudah melebihi produksi lestari (MSY).
Strategi stabilitas ini dapat ditempuh dengan cara pengendalian (Bachrulhajat, 2004),
antara lain dengan :
  1. Mengurangi jumlah nelayan misalnya dengan pola transmigrasi antar daerah atau antar pulau.
  2. Mengembangkan Usaha budidaya
  3. Mengembangkan Teknologi MCS (Monitoring, Controlling and Survailance), untuk kapal-kapal yang berbobot lebih dari 50 Gross Ton (GT)
Setelah menganalisis dengan matriks IFE dan EFE, kemudian dilanjutkan dengan berbagai
kombinasi, analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT ini dituangkan dalam bentuk matriks SWOT yang menghasilkan 4 kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Secara ringkas gambaran dari matriks SWOT, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. 3. Matriks Strategi SWOT Cirebon

                      IFE
EFE
STRENGHTS (S)
WEAKNESSES (W)
OPPORTUNITIES
(O)
Atrategi SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
TREATHS (T)
Strategi ST
Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WTtegi
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan san menghindari ancaman

Setelah terpilih strategi stabilitas untuk pengembangan sektor perikanan melalui model klaster, maka berikutnya adalah mengkombinasikan berbagai alternatif faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Terdapat 4 kombinasi Strategi Stabilitas dengan kombinasi ; SO, WO, ST dan WT..
A.     Strategi Stabilitas dengan kombinasi SO
Strategi Stabilitas dengan kombinasi SO, yakni strategi yang menggunakan Kekuatan untuk memanfaatkan Peluang. Faktor Kekuatan di Wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup dominan adalah ; Jumlah pelaku usaha (RTP) banyak, Kondisi pantai dan ombak, Jaringan kemitraan. Sedangkan Faktor peluang yang cukup dominan adalah ; Kebijakan yang mendukung, dan Jumlah permintaan yang besar baik domestik maupun ekspor. Jadi program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi SO adalah :
  1. Mengalihkan orientasi usaha lebih fokus pada pengembangan industri pengolahan hasil ikan, hal ini untuk menyeimbangkan antara batas produksi lestari dengan produksi aktual dari sumber daya ikan. Dengan berkembang industri pengolahan, maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja nelayan yang jumlahnya cukup melimpah, selain itu akan terjadi peningkatan nilai tambah karena produk yang di eksport bukanlah produk mentah,
  2. Mengembangkan budidaya, agar tambahan produktivitas perikanan tidak hanya tergantung pada hasil penangkapan saja, dengan berkembangnya budidaya untuk sumberdaya ikan laut maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja di bidang ini dan juga sebagai pemasok bahan baku ikan ke industri.
  3. Mengembangkan kemitraan antara nelayan dan petani di hulu dengan industry pengolahan, perusahaan atau lembaga terkait, Badan Litbang, Perguruan Tinggi, Perusahaan cool strorage, Packaging dan Perusahaan eksportir atau end user.

B.      Strategi Stabilitas dengan kombinasi WO
Strategi Stabilitas dengan kombinasi WO, yakni strategi yang meminimalkan Kelemahan dan memanfaatkan Peluang. Faktor Kelemahan di Wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup dominan adalah ; Akses permodalan nelayan, Tidak jelasnya kontrak kerja dengan pasar, Skill SDM dan kewirausahaan, Akses Teknologi
Sedangkan Faktor Peluang yang cukup dominan adalah ; Kebijakan yang mendukung, dan Jumlah permintaan yang besar baik domestik maupun ekspor. Jadi program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi WO adalah :
  1. Program-program Pelatihan manajerial, Bisnis, Kewirausahaan dan Teknis.
  2. Program Inkubator Bisnis
  3. Program Pendampingan Akses ke Lembaga Keuangan/Bank untuk akses kredit.
  4. Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro untuk nelayan dan pembudidaya perikanan.
  5. Pengembangan Lembaga R&D atau meningkatkan peran lembaga Penelitian yang sudah ada (LIPI, Perguruan Tinggi dan UPTD – Balai).
C.    Strategi Stabilitas dengan Kombinasi ST
Strategi Stabilitas dengan kombinasi ST, yakni strategi yang menggunakan Kekuatan untuk mengatasi Ancaman. Faktor Kekuatan di Wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup dominan adalah ; Jumlah pelaku usaha (RTP) banyak, Kondisi pantai dan ombak, Jaringan kemitraan.
Sedangkan Faktor Ancaman yang cukup dominan adalah ; Persaingan usaha dengan luar daerah atau Negara lain, Penangkapan liar yang dilakukan oleh nelayan asing, Pencemaran laut yang mengurangi populasi ikan, Keterbatasan infrastruktur. Jadi program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi ST adalah :
a.       Dengan jumlah RTP yang banyak sebagai modal untuk menghadapi persaingan, tetapi jika tercerai berai bukan merupakan kekuatan sehingga perlu dikembangkan jaringan kerjasama diantara para pelaku usaha melalui suatu model klaster.
b.      Mempertegas peran masing-masing pelaku usaha dalam jaringan sesuai dengan kompetensi.

D.    Strategi Stabilitas dengan Kombinasi WT
Strategi Stabilitas dengan kombinasi WT, yakni strategi yang meminimalkan Kelemahan dan menghindari Ancaman. Faktor Kelemahan di Wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup dominan adalah ; Akses permodalan nelayan, Tidak jelasnya kontrak kerja dengan pasar, Skill SDM dan kewirausahaan, Akses Teknologi.
Sedangkan Faktor Ancaman yang cukup dominan adalah ; Persaingan usaha dengan luar daerah atau Negara lain, Penangkapan liar yang dilakukan oleh nelayan asing, Pencemaran laut yang mengurangi populasi ikan, Keterbatasan infrastruktur. Jadi program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi WT adalah :
  1. Program-program penguatan technical assistance dan capacity building.
  2. Memperkuat jaringan kemitraan
  3. Meningkatkan peran Bussines Development Services (BDSP).
  4. Mensinergikan kebijakan Pemerintah Pusat, Daerah, Bank Indonesia, Perbankan, KADIN dan stake holder lainnya.
Jika diperhatikan strategi-strategi di atas, baik SO,WO, ST dan WT, semua mengarah pada suatu bentuk kerjasama Vertikal (Hulu – Hilir) dan Horisontal (Lembaga penunjang industri inti) dalam sebuah sistem industri. Hal ini mengindikasikan bahwa model pengembangan klaster perikanan sangat tepat untuk diterapkan pada sektor perikanan di Kabupaten Cirebon. Strategi peningkatan sektor perikanan yang dipandang relatif tepat untuk meningkatkan produktivitas dalam rangka meningkatkan daya saing melalui pendekatan klaster. Sedangkan untuk mengelola klaster diperlukan kelembagaan koperasi yang berperan sebagai manajemen klaster.

Nama   : MUTIA AZILA
NPM   : 25211046
Kelas   : 2EB10

0 komentar on "Review Jurnal Ekonomi Koperasi 5.2"

Posting Komentar

 

' Mutia Azila Sweet Cupcake Designed by Ipietoon