REVIEW II:
MODEL KOPERASI YANG BERBASIS PADA SINERGITAS MODAL SOSIAL
DAN EKONOMI
(Pendekatan
Klaster Perikanan di Kabupaten Cirebon)
Oleh :
Dr. Heri
Nugraha. SE. MSi
http://www.ikopin.ac.id/downloads/ARTIKEL&KOPERASI%20Seminar2003.pdf
III. Metode, Alat, dan Objek Penelitian
- Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan observasi melalui pendekatan deskriptif dan verifikatif.
- Analisis metode dilakukan dengan SWOT
- Analisis Kualitatif : Focus Group Discussion, Pendampingan dan pendapat ahli
- Objek penelitian ; Nelayan di Kabupaten Cirebon
IV. Hasil Analisis SWOT Klaster
Analisis
SWOT dipergunakan untuk dengan tahapan membuat matriks IFE (Internal Pactor
Evaluation), dan matriks EFE (External Factor Evaluation). Matriks
IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang berkaitan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting, sedangkan matriks
EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang berkaitan
dengan peluang dan ancaman.
Adapun
hasil perhitungan skor untuk faktor strategi Eksternal dan Internal dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.
Rekapitulasi Faktor Strategi Eksternal CRB
Faktor Strategi
Eksternal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Peluang
|
|
|
|
Kebijakan
yang mendukung
|
0,20
|
3
|
0,6
|
Jumlah
permintaan yang besar baik domestik maupun ekspor
|
0,20
|
3
|
0,6
|
Potensi
SDA yang belum dimanfaatkan
|
0,05
|
2
|
0,1
|
Dukungan
Internasional terhadap pelestarian sumber daya laut
|
0,05
|
2
|
0,1
|
Ancaman
|
|
|
|
Persainganusaha
dengan luar daerah atau Negara lain
|
0,20
|
2
|
0,4
|
Penangkapan
liar yang dilakukan oleh nelayan asing
|
0,20
|
2
|
0.4
|
Pencemaran
laut yang mengurangi populasi ikan
|
0.05
|
2
|
0,1
|
Keterbatasan
infrastruktur
|
0.05
|
2
|
0,1
|
JUMLAH
|
1.00
|
|
2.4
|
Tabel 2.
Rekapitulasi Faktor Strategi Internal CRB
Faktor Strategi
Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Kekuatan
|
|
|
|
Bahan
Baku yang merupakan SDA melimpah
|
0,20
|
2
|
0,4
|
Jumlah
pelaku usaha (RTP) banyak
|
0,20
|
3
|
0,6
|
Kondisi
pantai dan ombak
|
0,10
|
3
|
0,3
|
Jaringan
Kemitraan
|
0,10
|
3
|
0,3
|
Ancaman
|
|
|
|
Akses
pemodalan nelayan
|
0,10
|
1
|
0,1
|
Tidak
jelasnya kontrak kerja dengan pasar
|
0,10
|
2
|
0.2
|
Setelah dilakukan rekapitulasi nilai faktor-faktor
baik Eksternal maupun Internal, tahap berikutnya jumlah skor dari masing-masing
faktor diplot kedalam Internal – Eksternal Matriks seperti berikut ini.
Nilai skor Faktor Eksternal adalah 2,4 dan nilai
skor Faktor Internal adalah 2,3, kemudian dipetakan ke dalam matriks.
Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa strategi
yang harus dipilih dalam pengembangan klaster perikanan adalah strategi yang
mengarah pada stabilitas. Hal ini sesuai dengan kondisi Hasil Tangkapan
Maksimum Lestari (Maximum Sustainable Yield, MSY) yang sudah mencapai
jenuh (fully exploited) untuk kawasan Pantai Utara Jawa Barat, dimana
menurut sumber BAPEDA Propinsi Jawa Barat tahun 2007, secara keseluruhan
Pantura Jawa Barat untuk perikanan pelagisnya telah terdegradasi sebesar 26%,
dengan laju Kabupaten Cirebon 26%, Kabupaten Indramayu 26%, Kabupaten Karawang
26% dan Kabupaten Subang 24%, ini menunjukan bahwa produksi aktual sudah
melebihi produksi lestari (MSY).
Strategi stabilitas ini dapat ditempuh dengan cara
pengendalian (Bachrulhajat, 2004),
antara
lain dengan :
- Mengurangi jumlah nelayan misalnya dengan pola transmigrasi antar daerah atau antar pulau.
- Mengembangkan Usaha budidaya
- Mengembangkan Teknologi MCS (Monitoring, Controlling and Survailance), untuk kapal-kapal yang berbobot lebih dari 50 Gross Ton (GT)
Setelah menganalisis dengan matriks IFE dan EFE,
kemudian dilanjutkan dengan berbagai
kombinasi,
analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan dan
peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Analisis SWOT ini dituangkan dalam bentuk matriks SWOT yang menghasilkan 4
kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan
strategi WT. Secara ringkas gambaran dari matriks SWOT, dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel.
3. Matriks Strategi SWOT Cirebon
IFE
EFE
|
STRENGHTS
(S)
|
WEAKNESSES
(W)
|
OPPORTUNITIES
(O)
|
Atrategi
SO
Ciptakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
|
Strategi
WO
Ciptakan
strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
|
TREATHS
(T)
|
Strategi
ST
Ciptakan
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
|
Strategi
WTtegi
Ciptakan
strategi yang meminimalkan kelemahan san menghindari ancaman
|
Setelah terpilih strategi stabilitas untuk
pengembangan sektor perikanan melalui model klaster, maka berikutnya adalah
mengkombinasikan berbagai alternatif faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman. Terdapat 4 kombinasi Strategi Stabilitas dengan kombinasi ; SO, WO, ST
dan WT..
A. Strategi Stabilitas dengan kombinasi SO
Strategi
Stabilitas dengan kombinasi SO, yakni strategi yang menggunakan Kekuatan untuk
memanfaatkan Peluang. Faktor Kekuatan di Wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup
dominan adalah ; Jumlah pelaku usaha (RTP) banyak, Kondisi pantai dan ombak,
Jaringan kemitraan. Sedangkan Faktor peluang yang cukup dominan adalah ;
Kebijakan yang mendukung, dan Jumlah permintaan yang besar baik domestik maupun
ekspor. Jadi program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi SO
adalah :
- Mengalihkan orientasi usaha lebih fokus pada pengembangan industri pengolahan hasil ikan, hal ini untuk menyeimbangkan antara batas produksi lestari dengan produksi aktual dari sumber daya ikan. Dengan berkembang industri pengolahan, maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja nelayan yang jumlahnya cukup melimpah, selain itu akan terjadi peningkatan nilai tambah karena produk yang di eksport bukanlah produk mentah,
- Mengembangkan budidaya, agar tambahan produktivitas perikanan tidak hanya tergantung pada hasil penangkapan saja, dengan berkembangnya budidaya untuk sumberdaya ikan laut maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja di bidang ini dan juga sebagai pemasok bahan baku ikan ke industri.
- Mengembangkan kemitraan antara nelayan dan petani di hulu dengan industry pengolahan, perusahaan atau lembaga terkait, Badan Litbang, Perguruan Tinggi, Perusahaan cool strorage, Packaging dan Perusahaan eksportir atau end user.
B.
Strategi Stabilitas dengan kombinasi WO
Strategi Stabilitas dengan kombinasi WO, yakni
strategi yang meminimalkan Kelemahan dan memanfaatkan Peluang. Faktor Kelemahan
di Wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup dominan adalah ; Akses permodalan
nelayan, Tidak jelasnya kontrak kerja dengan pasar, Skill SDM dan
kewirausahaan, Akses Teknologi
Sedangkan Faktor Peluang yang cukup dominan adalah ;
Kebijakan yang mendukung, dan Jumlah permintaan yang besar baik domestik maupun
ekspor. Jadi program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi WO
adalah :
- Program-program Pelatihan manajerial, Bisnis, Kewirausahaan dan Teknis.
- Program Inkubator Bisnis
- Program Pendampingan Akses ke Lembaga Keuangan/Bank untuk akses kredit.
- Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro untuk nelayan dan pembudidaya perikanan.
- Pengembangan Lembaga R&D atau meningkatkan peran lembaga Penelitian yang sudah ada (LIPI, Perguruan Tinggi dan UPTD – Balai).
C.
Strategi Stabilitas dengan
Kombinasi ST
Strategi Stabilitas dengan kombinasi ST, yakni
strategi yang menggunakan Kekuatan untuk mengatasi Ancaman. Faktor Kekuatan di
Wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup dominan adalah ; Jumlah pelaku usaha (RTP)
banyak, Kondisi pantai dan ombak, Jaringan kemitraan.
Sedangkan Faktor Ancaman yang cukup dominan adalah ;
Persaingan usaha dengan luar daerah atau Negara lain, Penangkapan liar yang
dilakukan oleh nelayan asing, Pencemaran laut yang mengurangi populasi ikan,
Keterbatasan infrastruktur. Jadi program yang tepat untuk strategi stabilitas
dengan kombinasi ST adalah :
a.
Dengan jumlah RTP yang banyak sebagai
modal untuk menghadapi persaingan, tetapi jika tercerai berai bukan merupakan
kekuatan sehingga perlu dikembangkan jaringan kerjasama diantara para pelaku
usaha melalui suatu model klaster.
b.
Mempertegas peran masing-masing pelaku
usaha dalam jaringan sesuai dengan kompetensi.
D.
Strategi Stabilitas dengan
Kombinasi WT
Strategi Stabilitas dengan kombinasi WT, yakni
strategi yang meminimalkan Kelemahan dan menghindari Ancaman. Faktor Kelemahan
di Wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup dominan adalah ; Akses permodalan
nelayan, Tidak jelasnya kontrak kerja dengan pasar, Skill SDM dan
kewirausahaan, Akses Teknologi.
Sedangkan Faktor Ancaman yang cukup dominan adalah ;
Persaingan usaha dengan luar daerah atau Negara lain, Penangkapan liar yang
dilakukan oleh nelayan asing, Pencemaran laut yang mengurangi populasi ikan,
Keterbatasan infrastruktur. Jadi program yang tepat untuk strategi stabilitas
dengan kombinasi WT adalah :
- Program-program penguatan technical assistance dan capacity building.
- Memperkuat jaringan kemitraan
- Meningkatkan peran Bussines Development Services (BDSP).
- Mensinergikan kebijakan Pemerintah Pusat, Daerah, Bank Indonesia, Perbankan, KADIN dan stake holder lainnya.
Jika diperhatikan strategi-strategi di atas, baik
SO,WO, ST dan WT, semua mengarah pada suatu bentuk kerjasama Vertikal (Hulu –
Hilir) dan Horisontal (Lembaga penunjang industri inti) dalam sebuah sistem
industri. Hal ini mengindikasikan bahwa model pengembangan klaster perikanan
sangat tepat untuk diterapkan pada sektor perikanan di Kabupaten Cirebon.
Strategi peningkatan sektor perikanan yang dipandang relatif tepat untuk
meningkatkan produktivitas dalam rangka meningkatkan daya saing melalui
pendekatan klaster. Sedangkan untuk mengelola klaster diperlukan kelembagaan
koperasi yang berperan sebagai manajemen klaster.
Nama : MUTIA AZILA
NPM : 25211046
Kelas : 2EB10
0 komentar on "Review Jurnal Ekonomi Koperasi 5.2"
Posting Komentar