Jumat, 17 Januari 2014

Proposal Skripsi

Diposting oleh Mutia Azila di 10.07


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang Masalah
Setiap kegiatan usaha pada umunya memepunyai tujuan tertentu dalam menjalankan usahanya. Di era globalisasi ini yayasan dituntut untuklebih efisien, efektif dan ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional suatu perushaan. Hal ini dapat kita lihat dari semakin ketatnya persaingan di dunia saat ini.
Dalam mendirikan yayasan perlu diikui dengan perencanaan, tujuan yang akan dicapai, serta langkah-langkah pelaksanaan operasi yang paling efisien. Berhasil tidaknya suatu yayasan ditentukan oleh beberapa faktor, slah satunya adalah tenaga kerja. Tenaga kerja atau yang biasanya disebut dengan pegawai memiliki keberadaan yang sangat vital.
Berbicara mengenai tenaga kerja, maka kita dapat dari biaya gaji. Masalah gaji merupakan masalah yang sangat sensitif, karena hal ini dapat mempengarui sifat tingkah laku kerja dalam melaksanakan beban yang menjadi tanggung jawabnya. Bila yayasan dipandang tidak cukup bijaksana dlam pelaksanaan gaji, maka bisa saja pegawai melakukan kegiatan yang merugikan yayasan. Misalnya menuntut kenaikan gaji, mengurangi kegiatan kerjanya, melakukan usaha yang bertentangan dengan ketentuan yayasan, seperti melakukan manipulasi.
Mengingat masalah gaji merupakan masalah yang sensitif, maka untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu mengembangkan suatu pengawasan intern gaji agae system penggajian tersebut masuk akal dan dapat dipertahankan. Dalam pengawasan intern gaji ini diupayakan terjadi hubungan antara yayasan dengan tenaga kerja. Yayasan berusaha merangsang motivasi kerja para pegawai dengan melalui pemberian gaji, tunjangan-tunjangan, insentif, bonus, dan lain-lain sehingga dengan demikian diharapkan kerja para pegawai semakin produktif. Dengan adanya sistem pengawasan intern yang tegas dan objektif akan mendorong para pegawai untuk semakin produktif dan jujur.
Berdasarkan uraian teori diatas, penulis akan meneliti mengenai pengawasan intern gaji yang dilakukan perusahan dengan judul “ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN KARYAWAN PADA YAYSAN SEKOLAH MARDI WALUYA PERWAKILAN BOGOR”

1.2.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng yang telah dikemukan diatas maka permaslahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimanakah pelaksanaan pengawasan intern terhadap system penggajian?
2.      Apakah pengendalian internal atas penggajian yang ditetapkan yayasan telah baik?

1.3.            Batasan Masalah
Pada dasarnya agar permasalahan yang telah dirumuskan diatas tidak menyimpang terlalu jauh, maka untuk menilai efektifitas Sistem Informasi Akuntansi, maka permasalahan difokuskan pada lingkup fungsi, prosedur dan laporan yang dihasilkan oleh system informasi akuntansi penggajian karyawan yayasan.

1.4.            Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui secara jelas bagaimana perusahaan melakukan pengawasan intern terhadap sistem penggajian dan sejauh mana keberhasilan sistem pengawasan intern tersebut.
2.      Untuk mengetahui apakah pengendalian internal atas sistem penggajian yayasan telah berjalan dengan baik.

1.5.            Manfaat Penelitian
1.      Bagi yayasan
Memberikan gambaran pada yaysan mengenai pentingnya perhatian terhadap efektivitas kinerja Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Karyawan yang diharapkan mampu diaplikasikan.
2.      Bagi Penulis
Dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan dan dapat mengetahui sejauh man pengendalian yang ditentukan perusahaan dapat dilaksanakan serta seberapa besar teori-teori yang bersangkutan dapat diterapkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan.
3.      Bagi Pihak Lain
Dapat dijadikan sebagai acuan referensi, informasi dan wawasan teoritis dalam penelitian selanjutnya guna melakukan analisis yang lebih baik, khususnya pada topic dan permasalahan ini.

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1.            Pengertian Sistem Akuntansi
2.1.1.      Definisi Sistem
Seringkali orang awam salah mengartikan bahwa system harus berhubungan dengan komputer dan program, system pada kenyataannya memiliki makna yang lebih luas. “Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsure yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu” Mulyadi (2001:2). Setiap sistem dirancang untuk menanganai sesuatu yang terjadi secara rutin atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose)” menurut James A. Hall (2001 : 5). Dari uraian mengenai pengertian system secara umum diatas dapat disimpulkan bahwa system dibuat untuk menangani sesuatu yang secara rutin terjadi.

2.1.2.      Definisi Informasi
Definisi informasi menurut Krismiaji (2005:15) dalam buku yang berjudul system informasi Akuntansi menjelaskan bahwa: “Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memeiliki kegunaan dan manfaat.”
Informasi harus dibedakan dari data, “data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang secara relative tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.” menurut Raymond Mc. Leod (2001 : 18). “informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebgai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.” George H. Bodnar (2003:1).
Menurut tiga definisi yang diterangkan oleh para ahli tersebut bahwa informasi adalah hasil dari dat yang diolah sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih berguna bagi menerimanya.
2.1.3.      Definisi Sistem Informasi
James A. Hall (2001:7) menyatakan bahwa “Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur normal di mana dara dikumpulkan, diprose menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.”
Sistem informasi menerima input, yang biasa disebut dengan nama transaksi, yang kemudian di konversi melalui berbagai proses menjadi output informasi yang akan didistribusikan kepada para pemakai informasi. Transaksi adalah sebuah peristiwa yang mempengaruhi atau penting bagi organisasi dan diproses oleh system informasinya sebagai suatu unit kerja. Definisi ini mencakup peristiwa keuangan dan non keuangan.

2.1.4.      Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisis perusahaan.” C. Rollin Niswonger (1999:6)
            Adapun definisi system informasi akuntansi adalah “kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada berbagai pihak pengambil keputusan.” Menurut George H. Bodnar (2003:1).
            “Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaaan perusahaan.” Mulyasi (2001:31).
            Jadi penulis dapat mendefinisikan system informasi akuntansi adalah suatu koordinasi dari sumber daya manusia, data-data, dan infrastruktur teknologi formasi yang dirancang untuk mengubah data (terutama data keuangan) menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen sebagai pengambilan keputusan.

2.1.5.      Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para pengambil keputusan.  System informasi akuntansi dibutuhkan untuk menyediakan informasi akuntansi yang andal bagi keperluan manajemen peusahaan. Menurut Marshall B. Romney (2003:3), sistem informasi akuntansi mempunyai tiga fungsi penting dalam organisasi, yaitu:
1.      Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oeleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
2.      Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3.      Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga set-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia data dibutuhkan, akurat, dan handal.
Tujuan utama dari SIA adalh mencatat, memproses, menyimpan, meringkas dan mengkomunikasikan informasi atas suatu organisasi.

2.2.            Sistem Informasi Akuntansi Penggajian
2.2.1.      Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penggajian
Dalam suatu perusahaan manusia merupakan faktor yang utama karena manusialah yang sesungguhnya menggerakan perusahaan tersebut untuk maju, mundul atau tetap bertahan. Manusia tersebut dapat menempati berbagai tingkat atau jenjang organisasi, seperti direksi, manager tingkat atas, manajer tingkat menengah, manajer tingkat bahwa, serta berbagai karyawan biasa. Sesuai dengan posisi dan tanggungjawab yang dipegangnya, setiap orang dalam perusahaan itu akan mendapati gaji atau upah atas penyerahan jasanya.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, menjelaskan tentang gaji dan upah sebagai berikut: gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan. Upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahaan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksanaan (buruh) dan upah umumnya dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau satuan produk yang dihasilkan karyawan  sehingga pembayaran tidak tetap per bulan.
Dari pengertian gaji dan upah tersebut, dapat dikatakan bahwa gaji adalah pembayaran kepada karyawan atas jasanya, yang jumlahnya seragam dari satu periode lain, dan tidak tergantung pada jumlah jam kerja, upah adalah pembayran kepada karyawan perlaksana (buruh), jumlahnya tidak seragam dari suatu period eke periode lain, dan tergantung pada hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.
Sistem informasi akuntansi penggajian adalah gabungan antara sekumpulan manusia dan sumber-sumber modal salam suatu organisasi yang bertanggungjawab atas tersediannya informasi keunagan dalam bidang pembyaran gaji, dimana informasi yang diperlukan tersebut berasal dari pengumpulan dari pengelolahan data-data transaksi yang terjadi.

2.2.2.      Tujuan Penyusunan Prosedur Penggajian
Tujuan daripada penyusunan prosedur menurut Mulyadi (2001:387) adalah:
·         Untuk menentukan secra tepat dan cepat berapa besarnya gaji dan upah yang harus dibayarkan kepada tiap karyawan .
·         Untuk menyelenggarakan catatan-catatan yang efisien dan teliti dari semua gaji dan upah, potongan-potongan pajaknya dan potongan-potongan lainnya.
·         Untuk membayar gaji dan upah kepada karyawan dengan cara yang memuaskan.
·         Untuk menyusun secara tepat dan teliti semua laporan pajak upah yang dibutuhkan oleh inpeksi pajak.
·         Untuk menetapkan dan menggunakan suatu system pengecekan intern dan mencegah kesalahan-kesalahan dan kecurngan-kecurangan.

2.3.            Pengelolahan Data Penggajian Berbasis Manual
Menurut Hastoni (2008:107-110) Prosedur penggajian di tiap perusahaan tidaklah sama. Namun, berikut ini akan dijelaskan prosedur penggajian perusahaan pada umumnya:
·         Proses penggajian dimulai dengan dikumpulkannnya data jumlah jam kerja yang dijalani karyawan yang dapat dilihat dari kartu jam kerja atau kartu absensi karyawan.
·         Setelah dikumpulkan. Semua kartu jam kerja dan kartu absensi karyawan kemudian dikirim ke bagian pencatat waktu. Bagian pencatat waktu umumnya bertanggungjawab atas kegiatan pencatatan jam kerja karyawan ataupun jumlah volume pekerjaan dan hasil produksi yang dihasilkan oleh karyawan dengan tujuan untuk digunakan dalam perhitungan gaji serta distribusinya.
·         Dari bagian pencatat waktu, kartu absensi karyawan dikirim ke bagian gaji dan upah. Berdasarkan arsip personalia yang diperoleh dari bagian personalia serta arsip gaji, dapartemen tersebut kemudian membuat daftar gaji dan mempersiapkan uang atau cek yang akan diserakan kepada karyawan sebagai gaji neto mereka.
·         Satuan pengawasan intern yang independen akan melakukan pengecekan secara objektif terhadap proses penggajian. Secara rutin, satuan pengawasan intern akan meneliti semua kegiatan yang tercakup dalam proses penggajian dengan menggunakan teknik sampling atau oengujian lengkap.

2.4.            Pengelolahan Data Penggajian Berbasis Komputer
Prosedur penggajian berbasis komputer:
·         Perubahan data personalia seperti penerimaan karyawan baru, pemberhentian karyawan, promosi jabatan, mutasi dan sebagainya dimasukkan oleh bagian personalia melalui terminal ke dalam file perubahan gaji.
·         Dengan adanya perubahan gaji, master file gaji harus diperbaruhi. Dari hasil tersebut akan diperoleh suatu upload suatu upload master file gaji yang memuat daftar gaji yang mutakhir, sehingga dapat digunakan untuk memproses perhitungan gaji serta membuat daftar atau dokumen lainnya.
·         Kartu jam kerja atau kartu absensi yang diperoleh dicocokan oleh bagian pencatat waktu. Setelah cocok, data tersebut diinput melalui terminal ke system komputer pada bagian pengelolahan data elektronik
·         Sebagaimana pada prosedur pembayaran gaji manual, pembayaran gaji berbasis komputer juga dapat dilakuka secar tunai, cek atau dengan menyetorkan secara langsung ke rekening masing-masing karyawan.
·         Satuan pengawasan intern yang independen akan melakukan pengecekan secara objektif terhadap proses penggajian. Secara rutin, satuan pengawasan intern akan meneliti semua kegiatan yang tercakup dalam proses penggajian dengan menggunakan teknik sampling atau pengujian lengkap.

2.5.            Sistem Pengendalian Intern
“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhnya kebijakan manajemen” Mulyadi (2001:163). Pengertian struktur pengendalian Intern adalah “Struktur Pengendalian Intern Perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai.” Bodnar (2003:180).
            Definisi system pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsure yang membentuk system tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengelah informasinya secara manual dengan mesin pembukuan maupun komputer.

2.5.1.      Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Pengertian pengendalian internal secara umum adalah pengendalian yang dilakukan oleh internal perusahaan supaya system dari perusahaan dapat berjalan dengan baik. Mulyadi (2001:163) menamparkan tujuan system pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1.      Menjaga catatan dan kekayaan organisasi kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahkan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai.
2.      Mengecek ketelitian dan keandalaan data akuntasi.
3.      Manajemen memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk menjalankan kegiatan usahanya. Banyak informasi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar pengambilan keputusan penting. Pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses pengelolahan data akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan modal.
4.      Mendorong efisiensi
5.      Pengendalian intern ditujukan untuk mencega duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis peusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.
6.      Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur. Struktur Pengendalian interen ditujukan untuk memberikan jaminan memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan perusahaan.

2.5.2.Unsur-Unsur Pengendalian Intern
            Mulyadi (2001:164) menjelasakan bahwa unsure-unsur pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1.      Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2.      Sistem wewenang dan prosedur pencatatan memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, transaksi hanya terjadi atas dasar otoritasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, harus dibuat system yang mengatur pembagian wewenang otoritasi terlaksananya setiap transaksi.
3.      Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaanya.
4.      Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otoritas dan prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat semuanya sangat tergantung pada manusia yang melaksanakanya.

2.5.3.Prinsip-Prinsip Sistem Pengendalian Intern
Menurut Hartadi (1999:130) untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian interen meliputi:
a.       Pemisahan fungsi
Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas.
b.      Prosedur Pemberian Wewnang
Tujuan Prinsip ini adalha untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorsir oleh orang yang berwenang.
c.       Prosedur Dokumentasi
Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi.
d.      Prosedur dan Catatan Akuntansi
Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkanya catatan akuntansi yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.
e.       Pengawasan Fisik
Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.
f.       Pemerikasaan Intern Secara Bebas
Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.

2.5.4.Elemen-Elemen Pendalian Intern
Pengendalian internal terdiri atas beberapa unsur-unsur, namun hendaknya tetap diingat bahwa unsure-unsur tersebut saling berhubungan dalam suatu system. Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Tradeway atau COSO (Baidaie, 2005) yang meliputi unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah:
a.      Lingkungan pengendalian (control environment), suasans organisasi yang mempengaruhi kesadaran penguasaan (control consciousness) dari seluruh pegawainya. Lingkungan pengendalian ini merupakan dasar dari komponen lain karena menyangkut kedisiplinan dan struktur.
b.      Penaksiran resiko (risk assestment), adalah proses megidentifikasi dan menilai resiko-resiko yang dihadapi dalam mencapai tujuan. Setelah teridentifikasi, manajemen harus menentukan bagaimana mengelola/mengendalikannya.
c.       Aktivitas pengendalian (control activities), adalah kebijakan dan prosedur yang harus ditetapkan untuk meyakinkan manajemen bahwa semua arahan telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian ini diterapkan pada semua tingkat organisasi dan pengelolahan data.
d.      Informasi dan komunikasi (Information and communication), dua elemen yang dapat membantu manajemen melaksanakn tanggung jawabnya. Manjemen harus membangun sistem informasi yang efektif dan tepat waktu. Hal tersebut antara lain menyangkut sistem akuntansi yang terdiri dari caracara dan perekaman (records) guna mengidentifikasi, mengabungkan, menganalisis, mengelompokan. Mencatat dan melaporkan transaksi yang timbul serta dalam rangkamembuat pertanggung jawaban (akuntabilitas) assets dan utang-utang perusahaan.
e .   Pemantauan (monitoring) suatu proses penilaian sepanjang waktu atas kualitas pelaksanaan pengendalian internal dan dilakukan perbaikan jika dianggap perlu.

2.6.            Pengertian Efektifitas
         Pada dasarnya pengertian efektifitas umum menunjukan pada taraf tercapainya hasil yang sering dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduannya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.
            Efektifitas mempunyai pengertian tingkat dimana kinerja yang sesungguhnya (actual) sebanding dengan kinerja yang ditargetkan yang biasanya diwujudkan dalam tujuan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu sistem informasi akuntansi yang effektif yaitu system yang dalam penerapannya dapat mencapai tujuan yang telah ditetpakan oleh organisasi.

2.7.            Kajian Penelitian Sejenis
Menurut Tinton Akriyanto (2009) dalam Skripsinya yang berjudul  “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penggajian (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Kudus di Kudus)” disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu penulis menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikan kenyataan yang ada pada perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang standar sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan flowchart. Hasil penelitian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Kantor Cabang Kudus telah menerapkan system informasi yang cukup memadai, hal ini dapat dilihat dari ketentuan penyusunan yang bepedoman pada peraturan perusahaan.  
            Menurut Eni Musrini Amir (2003) dalam Skripsinya yang berjudul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penggajian Studi Kasus Pada PT.Inti (Persero) di Bandung” disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan cara menguraikan data yang ada pada perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang ada, diketahui penelitian ini menggunakan flowchart. Hasil penelitian dari PT. INTI (Persero) telah menerapkan system informasi akuntansi penggajian dengan memadai, hal ini terlihat dari kriteria yang telah ditetapkan yaitu terdiri dari unsur-unsur sistem informasi akuntansi seperti adanya tujuan, masukan, keluaran, penyimpanan data, pengelolahan, intruksi dan prosedur, pengguna, pengukuran dan keamanan sehingga dapat menunjang keefektifan pengendalian internal pengajian yaitu: lingkungan pengendalian, penetapan resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pengawasan.
            Menurut Aditya Primatika (2009) dalam Skripsinya yang berjudul “Analisis Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Karyawan (Studi Kasus di Perusahaan daerah air minum kabupaten malang)” disimpulkan bahwa penelitian ini adalah penelitian yang deskriptif yaitu mencoba menerapkan teori ke dalam situasi yang nyata, atau dengan cara mengumpulkan data dengan dasar teori sebelumnya. Analisis data didapat dengan mengumpulkan data yang tersedia dari berbagai sumber yang diperoleh peneliti dari lingkungan Perusahaan Daerah Minum Kabupaten Malang. Hasil penelitian yang telah dilakukan  adalah sistem informasi akuntansi penggajian yang telah dijalankan sudah efektif. Hal itu dapat dilihat dari flowchart, serta fungsi-fungsi, struktur organisasi dan dokumentasi.
Menurut Elmira Septiara And J.Sudirwan S.E.,MM And Kriswanto S.Kom.,MM (2012) dalam jurnal akuntansi “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian  Pada  PT.Ningrat Muda Mandiri” disimpulkan bahwa Proses penggajian dalam PT.Ningrat Muda Mandiri yang berjalan masih belum didukung oleh sistem yang terkomputerisasi yang saling berhubungan . Akibatnya banyak kurangnya internal control dalam proses penggajian di perusahaan dan kurangnya sajian laporan mengenai penggajian.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.            Obyek Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada efektifitas system akuntansi penggajian karyawan dilakukan di Yayasan Mardi Waluya Perwakilan Kota Bogor yang terletak di Jalan Pahlawan No.96.

3.2.            Sejarah Singkat Yayasan Mardi Waluya Perwakilan Bogor
Mardi Waluya mungkin nama yang asing bagi alumni / lulusan Mardi Yuana 2 Bogor (My Bond). Sejak Juli 2002 sekolah ini berganti namanya menjadi Mardi Waluya Bogor. Tidak banyak yang baru, manegemen, suasana, dll. Masih seperti dulu akan terus ditingkatkan.
Mardi Waluya merupakan Yayasan yang menaungi sekolah-sekolah TK< SD fan SMP Mardi Waluya (Masrdi Yuana 2 Bogor). Sekolah Mardi Waluya Bogor sebelumnya bernama sekolah Snta Maria Fatimah dibawah Yayasan Fatimah yang dikelola Suster RGS (Gembala Baik). Dalam perkembanganya Suster RGS menyerakan sekolah Santa Maria Fatimah ke keuskupan Bogor yang waktu itu dijabat oleh Mgr. Geise, OFM. Mgr.Geise kemudian meminta suster SFS untuk meneruskan pengelolaan Sekolah Santa Maria Fatimah. Pimpinan Tarekat SFS saat itu Sr. Virgilia menyanggupinya. Sejak 1 Desember 1971 Tarekat SFS menugaskan Sr. M Ancilla, SFS menjabat sebagai kepala perwkilan Bogor untuk mengelola Sekolah Santa Maria Fatimah. Sejak saat itu Sekolah Santa Maria Fatimah berganti nama Sekolah Mardi Waluya 2 karena dibawah naungan Yayasan Mardi Yuana. Pada Juli 2002 berganti nama lagi menjasi Mardi Waluya sampai sekarang. Sekolah ini dikelolah oleh Yayasan Mardi Waluya, dibawah naungan Suster-suster SFS (Suster-suster Fransiskan Sukabumi).

3.3.            Jenis Data / Variabel
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.       Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari yayasan yang akan diolah lebih lanjut oleh penulis, yaitu dengan cara wawancara dan observasi dengan pihak yayasan.
b.      Data Skunder
Data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dokumentasi seperti sejarah berdirinya yayasan, dan data kelengkapan lainnya. Serta sumber-sumber tertulis maupun dari media elektronik.

3.4.            Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.4.1.      Studi Pustaka
Data yang diperoleh dengan cara mempelajari dan mengkaitkan literature yang berhubungan dengan pemasalahan yang dihadapi. Langkah ini dipakai sebagai landasan teoritis pedoman dalam menganalisis masalah

3.4.2.      Studi Lapangan
Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung dari obyek yang akan diteliti guna memperoleh data-data yang dibutuhkan dan gambaran permasalahan yang sesungguhnya terjadi pada perusahaan. Teknik pengumpulan data ini terdiri dari:
1.      Wawancara
Teknik pengumpulan data ini dengan menggunakan proses Tanya jawab yang akan dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian, hal ini dilakukan agar data penelitian yang diperoleh relavan dengan permasalahan yang ada dalam perusahaan.
2.      Observasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap obyek penlitian. Observasi ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui secara langsung kegiatan pembayaran gaji karyawan.
3.      Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan menggunakan laporan-laporan dan catatan yang ada di perusahaan

3.5.            Metode Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian yang deskriptif yaitu mencoba menerapkan teori kedalam situasi yang nyata. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan data yang tersedia dari berbagai sumber yang diperoleh peneliti dari lingkungan Yayasan Mardi Waluya Perwakilan Bogor. Selnjutnya, peneliti akan mendeskripsikan beberapa konsep praktis berdasarkan pemahaman yang diperoleh secara langsung. Pada tahap selanjutnya, peneliti mengevaluasi konsep praktis organisasi dengan melihat fakta yang ada. Evaluasi akan mengupas berbagai akibat yang mungkin muncul dari pengimplementasian system dalam kegiatan operasional perusahaan dan mencari alternative pilihan yang digunakan sebagai solusi atas masalha yang dihadapi. Hasil eveluasi itulah yang kemudian ditarik sebgai kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam efektifitas penerapan system akuntansi penggajian pada Yayasab Mardi Waluya Perwakilan Bogor.
  

Sumber:
skripsi “Analisis & Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Karyawan Pada Yayasan  Sekolah  Mardi Waluya Perwakilan Bogor” yg di susun oleh Iganatius Mauritis Yastadi
http://thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00226-AKSI%20Ringkasan001.pdf
http://msi.binus.ac.id/files/2013/05/0501-07-Suryanto.pdf

Nama: Mutia Azila
NPM: 25211046
KLS: 4EB10

0 komentar on "Proposal Skripsi "

Posting Komentar

 

' Mutia Azila Sweet Cupcake Designed by Ipietoon