BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Setiap
kegiatan usaha pada umunya memepunyai tujuan tertentu dalam menjalankan usahanya.
Di era globalisasi ini yayasan dituntut untuklebih efisien, efektif dan
ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional suatu perushaan. Hal ini
dapat kita lihat dari semakin ketatnya persaingan di dunia saat ini.
Dalam
mendirikan yayasan perlu diikui dengan perencanaan, tujuan yang akan dicapai,
serta langkah-langkah pelaksanaan operasi yang paling efisien. Berhasil
tidaknya suatu yayasan ditentukan oleh beberapa faktor, slah satunya adalah
tenaga kerja. Tenaga kerja atau yang biasanya disebut dengan pegawai memiliki
keberadaan yang sangat vital.
Berbicara
mengenai tenaga kerja, maka kita dapat dari biaya gaji. Masalah gaji merupakan
masalah yang sangat sensitif, karena hal ini dapat mempengarui sifat tingkah
laku kerja dalam melaksanakan beban yang menjadi tanggung jawabnya. Bila
yayasan dipandang tidak cukup bijaksana dlam pelaksanaan gaji, maka bisa saja
pegawai melakukan kegiatan yang merugikan yayasan. Misalnya menuntut kenaikan
gaji, mengurangi kegiatan kerjanya, melakukan usaha yang bertentangan dengan
ketentuan yayasan, seperti melakukan manipulasi.
Mengingat
masalah gaji merupakan masalah yang sensitif, maka untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut perlu mengembangkan suatu pengawasan intern gaji agae
system penggajian tersebut masuk akal dan dapat dipertahankan. Dalam pengawasan
intern gaji ini diupayakan terjadi hubungan antara yayasan dengan tenaga kerja.
Yayasan berusaha merangsang motivasi kerja para pegawai dengan melalui
pemberian gaji, tunjangan-tunjangan, insentif, bonus, dan lain-lain sehingga
dengan demikian diharapkan kerja para pegawai semakin produktif. Dengan adanya sistem
pengawasan intern yang tegas dan objektif akan mendorong para pegawai untuk
semakin produktif dan jujur.
Berdasarkan
uraian teori diatas, penulis akan meneliti mengenai pengawasan intern gaji yang
dilakukan perusahan dengan judul “ANALISIS
& PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN KARYAWAN PADA YAYSAN
SEKOLAH MARDI WALUYA PERWAKILAN BOGOR”
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakng yang telah dikemukan diatas maka permaslahan yang akan
dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah
pelaksanaan pengawasan intern terhadap system penggajian?
2. Apakah
pengendalian internal atas penggajian yang ditetapkan yayasan telah baik?
1.3.
Batasan
Masalah
Pada
dasarnya agar permasalahan yang telah dirumuskan diatas tidak menyimpang
terlalu jauh, maka untuk menilai efektifitas Sistem Informasi Akuntansi, maka
permasalahan difokuskan pada lingkup fungsi, prosedur dan laporan yang
dihasilkan oleh system informasi akuntansi penggajian karyawan yayasan.
1.4.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah yang telah dikemukakan diatas tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui secara jelas bagaimana perusahaan melakukan pengawasan intern
terhadap sistem penggajian dan sejauh mana keberhasilan sistem pengawasan
intern tersebut.
2. Untuk
mengetahui apakah pengendalian internal atas sistem penggajian yayasan telah
berjalan dengan baik.
1.5.
Manfaat
Penelitian
1. Bagi
yayasan
Memberikan
gambaran pada yaysan mengenai pentingnya perhatian terhadap efektivitas kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Karyawan yang diharapkan mampu
diaplikasikan.
2. Bagi
Penulis
Dapat
terlibat secara langsung dalam kegiatan dan dapat mengetahui sejauh man
pengendalian yang ditentukan perusahaan dapat dilaksanakan serta seberapa besar
teori-teori yang bersangkutan dapat diterapkan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi perusahaan.
3. Bagi
Pihak Lain
Dapat dijadikan sebagai
acuan referensi, informasi dan wawasan teoritis dalam penelitian selanjutnya
guna melakukan analisis yang lebih baik, khususnya pada topic dan permasalahan
ini.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1.
Pengertian
Sistem Akuntansi
2.1.1.
Definisi
Sistem
Seringkali
orang awam salah mengartikan bahwa system harus berhubungan dengan komputer dan
program, system pada kenyataannya memiliki makna yang lebih luas. “Suatu sistem
pada dasarnya adalah sekelompok unsure yang erat berhubungan satu dengan
lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu” Mulyadi
(2001:2). Setiap sistem dirancang untuk menanganai sesuatu yang terjadi secara
rutin atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau
subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common
purpose)” menurut James A. Hall (2001 : 5). Dari uraian mengenai pengertian
system secara umum diatas dapat disimpulkan bahwa system dibuat untuk menangani
sesuatu yang secara rutin terjadi.
2.1.2.
Definisi
Informasi
Definisi
informasi menurut Krismiaji (2005:15) dalam buku yang berjudul system informasi
Akuntansi menjelaskan bahwa: “Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan
telah memeiliki kegunaan dan manfaat.”
Informasi
harus dibedakan dari data, “data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang
secara relative tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan informasi adalah data
yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.” menurut Raymond Mc. Leod
(2001 : 18). “informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat
dijadikan sebgai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.” George H. Bodnar
(2003:1).
Menurut
tiga definisi yang diterangkan oleh para ahli tersebut bahwa informasi adalah
hasil dari dat yang diolah sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih berguna
bagi menerimanya.
2.1.3.
Definisi
Sistem Informasi
James
A. Hall (2001:7) menyatakan bahwa “Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian
prosedur normal di mana dara dikumpulkan, diprose menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada para pemakai.”
Sistem
informasi menerima input, yang biasa disebut dengan nama transaksi, yang kemudian
di konversi melalui berbagai proses menjadi output informasi yang akan
didistribusikan kepada para pemakai informasi. Transaksi adalah sebuah
peristiwa yang mempengaruhi atau penting bagi organisasi dan diproses oleh
system informasinya sebagai suatu unit kerja. Definisi ini mencakup peristiwa
keuangan dan non keuangan.
2.1.4.
Definisi
Sistem Informasi Akuntansi
Secara
umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “system informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisis perusahaan.” C. Rollin Niswonger (1999:6)
Adapun definisi system informasi akuntansi adalah
“kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk
mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini
dikomunikasikan kepada berbagai pihak pengambil keputusan.” Menurut George H.
Bodnar (2003:1).
“Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaaan
perusahaan.” Mulyasi (2001:31).
Jadi penulis dapat mendefinisikan system informasi
akuntansi adalah suatu koordinasi dari sumber daya manusia, data-data, dan
infrastruktur teknologi formasi yang dirancang untuk mengubah data (terutama
data keuangan) menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen sebagai
pengambilan keputusan.
2.1.5.
Tujuan
Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan
utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para
pengambil keputusan. System informasi
akuntansi dibutuhkan untuk menyediakan informasi akuntansi yang andal bagi
keperluan manajemen peusahaan. Menurut Marshall B. Romney (2003:3), sistem
informasi akuntansi mempunyai tiga fungsi penting dalam organisasi, yaitu:
1. Mengumpulkan
dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oeleh
organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut,
agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan
dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
2. Mengubah
data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat
keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan
pengendalian yang memadai untuk menjaga set-aset organisasi, termasuk data
organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia data dibutuhkan,
akurat, dan handal.
Tujuan utama dari SIA
adalh mencatat, memproses, menyimpan, meringkas dan mengkomunikasikan informasi
atas suatu organisasi.
2.2.
Sistem
Informasi Akuntansi Penggajian
2.2.1.
Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi Penggajian
Dalam
suatu perusahaan manusia merupakan faktor yang utama karena manusialah yang
sesungguhnya menggerakan perusahaan tersebut untuk maju, mundul atau tetap
bertahan. Manusia tersebut dapat menempati berbagai tingkat atau jenjang
organisasi, seperti direksi, manager tingkat atas, manajer tingkat menengah,
manajer tingkat bahwa, serta berbagai karyawan biasa. Sesuai dengan posisi dan
tanggungjawab yang dipegangnya, setiap orang dalam perusahaan itu akan
mendapati gaji atau upah atas penyerahan jasanya.
Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas, menjelaskan tentang gaji dan upah
sebagai berikut: gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan umumnya gaji
dibayarkan secara tetap perbulan. Upah umumnya merupakan pembayaran atas
penyerahaan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksanaan (buruh) dan upah
umumnya dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau satuan produk yang
dihasilkan karyawan sehingga pembayaran
tidak tetap per bulan.
Dari
pengertian gaji dan upah tersebut, dapat dikatakan bahwa gaji adalah pembayaran
kepada karyawan atas jasanya, yang jumlahnya seragam dari satu periode lain,
dan tidak tergantung pada jumlah jam kerja, upah adalah pembayran kepada
karyawan perlaksana (buruh), jumlahnya tidak seragam dari suatu period eke
periode lain, dan tergantung pada hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan
produk yang dihasilkan oleh karyawan.
Sistem
informasi akuntansi penggajian adalah gabungan antara sekumpulan manusia dan
sumber-sumber modal salam suatu organisasi yang bertanggungjawab atas
tersediannya informasi keunagan dalam bidang pembyaran gaji, dimana informasi
yang diperlukan tersebut berasal dari pengumpulan dari pengelolahan data-data
transaksi yang terjadi.
2.2.2.
Tujuan
Penyusunan Prosedur Penggajian
Tujuan daripada
penyusunan prosedur menurut Mulyadi (2001:387) adalah:
·
Untuk menentukan secra tepat dan cepat
berapa besarnya gaji dan upah yang harus dibayarkan kepada tiap karyawan .
·
Untuk menyelenggarakan catatan-catatan
yang efisien dan teliti dari semua gaji dan upah, potongan-potongan pajaknya
dan potongan-potongan lainnya.
·
Untuk membayar gaji dan upah kepada
karyawan dengan cara yang memuaskan.
·
Untuk menyusun secara tepat dan teliti
semua laporan pajak upah yang dibutuhkan oleh inpeksi pajak.
·
Untuk menetapkan dan menggunakan suatu
system pengecekan intern dan mencegah kesalahan-kesalahan dan
kecurngan-kecurangan.
2.3.
Pengelolahan
Data Penggajian Berbasis Manual
Menurut
Hastoni (2008:107-110) Prosedur penggajian di tiap perusahaan tidaklah sama.
Namun, berikut ini akan dijelaskan prosedur penggajian perusahaan pada umumnya:
·
Proses penggajian dimulai dengan
dikumpulkannnya data jumlah jam kerja yang dijalani karyawan yang dapat dilihat
dari kartu jam kerja atau kartu absensi karyawan.
·
Setelah dikumpulkan. Semua kartu jam
kerja dan kartu absensi karyawan kemudian dikirim ke bagian pencatat waktu.
Bagian pencatat waktu umumnya bertanggungjawab atas kegiatan pencatatan jam
kerja karyawan ataupun jumlah volume pekerjaan dan hasil produksi yang
dihasilkan oleh karyawan dengan tujuan untuk digunakan dalam perhitungan gaji
serta distribusinya.
·
Dari bagian pencatat waktu, kartu
absensi karyawan dikirim ke bagian gaji dan upah. Berdasarkan arsip personalia
yang diperoleh dari bagian personalia serta arsip gaji, dapartemen tersebut
kemudian membuat daftar gaji dan mempersiapkan uang atau cek yang akan
diserakan kepada karyawan sebagai gaji neto mereka.
·
Satuan pengawasan intern yang independen
akan melakukan pengecekan secara objektif terhadap proses penggajian. Secara
rutin, satuan pengawasan intern akan meneliti semua kegiatan yang tercakup
dalam proses penggajian dengan menggunakan teknik sampling atau oengujian
lengkap.
2.4.
Pengelolahan
Data Penggajian Berbasis Komputer
Prosedur penggajian
berbasis komputer:
·
Perubahan data personalia seperti
penerimaan karyawan baru, pemberhentian karyawan, promosi jabatan, mutasi dan
sebagainya dimasukkan oleh bagian personalia melalui terminal ke dalam file
perubahan gaji.
·
Dengan adanya perubahan gaji, master file gaji harus diperbaruhi. Dari
hasil tersebut akan diperoleh suatu upload suatu upload master file gaji yang memuat daftar gaji yang mutakhir, sehingga
dapat digunakan untuk memproses perhitungan gaji serta membuat daftar atau
dokumen lainnya.
·
Kartu jam kerja atau kartu absensi yang
diperoleh dicocokan oleh bagian pencatat waktu. Setelah cocok, data tersebut
diinput melalui terminal ke system komputer pada bagian pengelolahan data
elektronik
·
Sebagaimana pada prosedur pembayaran
gaji manual, pembayaran gaji berbasis komputer juga dapat dilakuka secar tunai,
cek atau dengan menyetorkan secara langsung ke rekening masing-masing karyawan.
·
Satuan pengawasan intern yang independen
akan melakukan pengecekan secara objektif terhadap proses penggajian. Secara
rutin, satuan pengawasan intern akan meneliti semua kegiatan yang tercakup
dalam proses penggajian dengan menggunakan teknik sampling atau pengujian
lengkap.
2.5.
Sistem
Pengendalian Intern
“Sistem
pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhnya
kebijakan manajemen” Mulyadi (2001:163). Pengertian struktur pengendalian
Intern adalah “Struktur Pengendalian Intern Perusahaan terdiri dari kebijakan
dan prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa
tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai.” Bodnar (2003:180).
Definisi system pengendalian intern tersebut menekankan
tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsure yang membentuk system
tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian intern tersebut di atas
berlaku baik dalam perusahaan yang mengelah informasinya secara manual dengan
mesin pembukuan maupun komputer.
2.5.1.
Tujuan
Sistem Pengendalian Intern
Pengertian
pengendalian internal secara umum adalah pengendalian yang dilakukan oleh
internal perusahaan supaya system dari perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Mulyadi (2001:163) menamparkan tujuan system pengendalian intern adalah sebagai
berikut:
1. Menjaga
catatan dan kekayaan organisasi kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri,
disalahkan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut
dilindungi dengan pengendalian yang memadai.
2. Mengecek
ketelitian dan keandalaan data akuntasi.
3. Manajemen
memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk menjalankan kegiatan
usahanya. Banyak informasi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar
pengambilan keputusan penting. Pengendalian intern dirancang untuk memberikan
jaminan proses pengelolahan data akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan
yang teliti dan modal.
4. Mendorong
efisiensi
5. Pengendalian
intern ditujukan untuk mencega duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan
dalam segala kegiatan bisnis peusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber
daya perusahaan yang tidak efisien.
6. Mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen. Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen
menetapkan kebijakan dan prosedur. Struktur Pengendalian interen ditujukan
untuk memberikan jaminan memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh
karyawan perusahaan.
2.5.2.Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Mulyadi
(2001:164) menjelasakan bahwa unsure-unsur pengendalian intern adalah sebagai
berikut:
1. Struktur
organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Sistem
wewenang dan prosedur pencatatan memberikan perlindungan yang cukup terhadap
kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, transaksi hanya
terjadi atas dasar otoritasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, harus dibuat system
yang mengatur pembagian wewenang otoritasi terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktek
yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi. Pembagian tanggung jawab
fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan
tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaanya.
4. Karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Bagaimanapun baiknya struktur
organisasi, sistem otoritas dan prosedur pencatatan serta berbagai cara yang
diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat semuanya sangat tergantung pada
manusia yang melaksanakanya.
2.5.3.Prinsip-Prinsip
Sistem Pengendalian Intern
Menurut
Hartadi (1999:130) untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem
harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian interen meliputi:
a. Pemisahan
fungsi
Tujuan utama pemisahan
fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau
ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan
tugas.
b. Prosedur
Pemberian Wewnang
Tujuan Prinsip ini
adalha untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorsir oleh orang yang
berwenang.
c. Prosedur
Dokumentasi
Dokumentasi yang layak
penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif.
Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan
pencatatan akuntansi.
d. Prosedur
dan Catatan Akuntansi
Tujuan pengendalian ini
adalah agar dapat disiapkanya catatan akuntansi yang teliti secara cepat dan
data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat
waktu.
e. Pengawasan
Fisik
Berhubungan dengan
penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan
transaksi.
f. Pemerikasaan
Intern Secara Bebas
Menyangkut pembandingan
antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan
rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini
bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.
2.5.4.Elemen-Elemen
Pendalian Intern
Pengendalian
internal terdiri atas beberapa unsur-unsur, namun hendaknya tetap diingat bahwa
unsure-unsur tersebut saling berhubungan dalam suatu system. Menurut Committee
of Sponsoring Organizations of the Tradeway atau COSO (Baidaie, 2005) yang
meliputi unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah:
a. Lingkungan
pengendalian (control environment),
suasans organisasi yang mempengaruhi kesadaran penguasaan (control consciousness) dari seluruh pegawainya. Lingkungan
pengendalian ini merupakan dasar dari komponen lain karena menyangkut
kedisiplinan dan struktur.
b. Penaksiran
resiko (risk assestment), adalah
proses megidentifikasi dan menilai resiko-resiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan. Setelah teridentifikasi, manajemen harus menentukan bagaimana
mengelola/mengendalikannya.
c. Aktivitas
pengendalian (control activities),
adalah kebijakan dan prosedur yang harus ditetapkan untuk meyakinkan manajemen
bahwa semua arahan telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian ini diterapkan
pada semua tingkat organisasi dan pengelolahan data.
d. Informasi
dan komunikasi (Information and
communication), dua elemen yang dapat membantu manajemen melaksanakn
tanggung jawabnya. Manjemen harus membangun sistem informasi yang efektif dan
tepat waktu. Hal tersebut antara lain menyangkut sistem akuntansi yang terdiri
dari caracara dan perekaman (records)
guna mengidentifikasi, mengabungkan, menganalisis, mengelompokan. Mencatat dan
melaporkan transaksi yang timbul serta dalam rangkamembuat pertanggung jawaban
(akuntabilitas) assets dan
utang-utang perusahaan.
e . Pemantauan
(monitoring) suatu proses penilaian
sepanjang waktu atas kualitas pelaksanaan pengendalian internal dan dilakukan
perbaikan jika dianggap perlu.
2.6.
Pengertian
Efektifitas
Pada dasarnya pengertian efektifitas
umum menunjukan pada taraf tercapainya hasil yang sering dikaitkan dengan
pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduannya.
Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih
melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan
antara input dan outputnya.
Efektifitas mempunyai pengertian tingkat dimana kinerja
yang sesungguhnya (actual) sebanding dengan kinerja yang ditargetkan yang
biasanya diwujudkan dalam tujuan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu
sistem informasi akuntansi yang effektif yaitu system yang dalam penerapannya
dapat mencapai tujuan yang telah ditetpakan oleh organisasi.
2.7.
Kajian
Penelitian Sejenis
Menurut
Tinton Akriyanto (2009) dalam Skripsinya yang berjudul “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi
Penggajian (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang
Kudus di Kudus)” disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif yaitu penulis menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikan
kenyataan yang ada pada perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang
standar sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan
flowchart. Hasil penelitian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Kantor
Cabang Kudus telah menerapkan system informasi yang cukup memadai, hal ini
dapat dilihat dari ketentuan penyusunan yang bepedoman pada peraturan
perusahaan.
Menurut Eni Musrini Amir (2003) dalam Skripsinya yang
berjudul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas
Pengendalian Internal Penggajian Studi Kasus Pada PT.Inti (Persero) di Bandung”
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan
cara menguraikan data yang ada pada perusahaan dan membandingkannya dengan
teori yang ada, diketahui penelitian ini menggunakan flowchart. Hasil
penelitian dari PT. INTI (Persero) telah menerapkan system informasi akuntansi
penggajian dengan memadai, hal ini terlihat dari kriteria yang telah ditetapkan
yaitu terdiri dari unsur-unsur sistem informasi akuntansi seperti adanya
tujuan, masukan, keluaran, penyimpanan data, pengelolahan, intruksi dan
prosedur, pengguna, pengukuran dan keamanan sehingga dapat menunjang
keefektifan pengendalian internal pengajian yaitu: lingkungan pengendalian,
penetapan resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan
pengawasan.
Menurut Aditya Primatika (2009) dalam Skripsinya yang
berjudul “Analisis Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Karyawan
(Studi Kasus di Perusahaan daerah air minum kabupaten malang)” disimpulkan
bahwa penelitian ini adalah penelitian yang deskriptif yaitu mencoba menerapkan
teori ke dalam situasi yang nyata, atau dengan cara mengumpulkan data dengan
dasar teori sebelumnya. Analisis data didapat dengan mengumpulkan data yang
tersedia dari berbagai sumber yang diperoleh peneliti dari lingkungan Perusahaan
Daerah Minum Kabupaten Malang. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sistem informasi akuntansi penggajian
yang telah dijalankan sudah efektif. Hal itu dapat dilihat dari flowchart,
serta fungsi-fungsi, struktur organisasi dan dokumentasi.
Menurut Elmira Septiara And
J.Sudirwan S.E.,MM And Kriswanto S.Kom.,MM (2012) dalam jurnal akuntansi
“Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada
PT.Ningrat Muda Mandiri” disimpulkan bahwa Proses penggajian dalam PT.Ningrat
Muda Mandiri yang berjalan masih belum didukung oleh sistem yang terkomputerisasi
yang saling berhubungan . Akibatnya banyak kurangnya internal control dalam
proses penggajian di perusahaan dan kurangnya sajian laporan mengenai penggajian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Obyek
Penelitian
Penelitian
ini difokuskan pada efektifitas system akuntansi penggajian karyawan dilakukan
di Yayasan Mardi Waluya Perwakilan Kota Bogor yang terletak di Jalan Pahlawan
No.96.
3.2.
Sejarah
Singkat Yayasan Mardi Waluya Perwakilan Bogor
Mardi
Waluya mungkin nama yang asing bagi alumni / lulusan Mardi Yuana 2 Bogor (My
Bond). Sejak Juli 2002 sekolah ini berganti namanya menjadi Mardi Waluya Bogor.
Tidak banyak yang baru, manegemen, suasana, dll. Masih seperti dulu akan terus
ditingkatkan.
Mardi
Waluya merupakan Yayasan yang menaungi sekolah-sekolah TK< SD fan SMP Mardi
Waluya (Masrdi Yuana 2 Bogor). Sekolah Mardi Waluya Bogor sebelumnya bernama
sekolah Snta Maria Fatimah dibawah Yayasan Fatimah yang dikelola Suster RGS
(Gembala Baik). Dalam perkembanganya Suster RGS menyerakan sekolah Santa Maria
Fatimah ke keuskupan Bogor yang waktu itu dijabat oleh Mgr. Geise, OFM.
Mgr.Geise kemudian meminta suster SFS untuk meneruskan pengelolaan Sekolah
Santa Maria Fatimah. Pimpinan Tarekat SFS saat itu Sr. Virgilia menyanggupinya.
Sejak 1 Desember 1971 Tarekat SFS menugaskan Sr. M Ancilla, SFS menjabat
sebagai kepala perwkilan Bogor untuk mengelola Sekolah Santa Maria Fatimah.
Sejak saat itu Sekolah Santa Maria Fatimah berganti nama Sekolah Mardi Waluya 2
karena dibawah naungan Yayasan Mardi Yuana. Pada Juli 2002 berganti nama lagi
menjasi Mardi Waluya sampai sekarang. Sekolah ini dikelolah oleh Yayasan Mardi
Waluya, dibawah naungan Suster-suster SFS (Suster-suster Fransiskan Sukabumi).
3.3.
Jenis
Data / Variabel
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data
Primer
Data yang diperoleh
langsung dari yayasan yang akan diolah lebih lanjut oleh penulis, yaitu dengan
cara wawancara dan observasi dengan pihak yayasan.
b. Data
Skunder
Data yang diperoleh
dari perusahaan dalam bentuk dokumentasi seperti sejarah berdirinya yayasan,
dan data kelengkapan lainnya. Serta sumber-sumber tertulis maupun dari media
elektronik.
3.4.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.4.1.
Studi
Pustaka
Data
yang diperoleh dengan cara mempelajari dan mengkaitkan literature yang
berhubungan dengan pemasalahan yang dihadapi. Langkah ini dipakai sebagai
landasan teoritis pedoman dalam menganalisis masalah
3.4.2.
Studi Lapangan
Teknik ini dilakukan
dengan mengumpulkan data secara langsung dari obyek yang akan diteliti guna
memperoleh data-data yang dibutuhkan dan gambaran permasalahan yang
sesungguhnya terjadi pada perusahaan. Teknik pengumpulan data ini terdiri dari:
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data
ini dengan menggunakan proses Tanya jawab yang akan dilakukan terhadap
pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian, hal ini dilakukan agar data
penelitian yang diperoleh relavan dengan permasalahan yang ada dalam
perusahaan.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap obyek penlitian.
Observasi ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui secara langsung kegiatan
pembayaran gaji karyawan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan menggunakan laporan-laporan dan
catatan yang ada di perusahaan
3.5.
Metode
Analisis Data
Penelitian
ini merupakan penelitian yang deskriptif yaitu mencoba menerapkan teori kedalam
situasi yang nyata. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan data yang
tersedia dari berbagai sumber yang diperoleh peneliti dari lingkungan Yayasan
Mardi Waluya Perwakilan Bogor. Selnjutnya, peneliti akan mendeskripsikan
beberapa konsep praktis berdasarkan pemahaman yang diperoleh secara langsung.
Pada tahap selanjutnya, peneliti mengevaluasi konsep praktis organisasi dengan
melihat fakta yang ada. Evaluasi akan mengupas berbagai akibat yang mungkin
muncul dari pengimplementasian system dalam kegiatan operasional perusahaan dan
mencari alternative pilihan yang digunakan sebagai solusi atas masalha yang
dihadapi. Hasil eveluasi itulah yang kemudian ditarik sebgai kesimpulan untuk
menjawab permasalahan yang muncul dalam efektifitas penerapan system akuntansi
penggajian pada Yayasab Mardi Waluya Perwakilan Bogor.
Sumber:
skripsi
“Analisis & Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Karyawan Pada
Yayasan Sekolah Mardi Waluya Perwakilan Bogor” yg di susun
oleh Iganatius Mauritis Yastadi
http://thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2011-2-00226-AKSI%20Ringkasan001.pdf
http://msi.binus.ac.id/files/2013/05/0501-07-Suryanto.pdf
Nama:
Mutia Azila
NPM:
25211046
KLS:
4EB10
0 komentar on "Proposal Skripsi "
Posting Komentar