Rabu, 23 Oktober 2013

Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Diposting oleh Mutia Azila di 04.45



Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

 
 
Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sering menimbulkan pro dan kontra. Seperti telah diumumkan dan diberlakukan resmi mulai Sabtu (22/6) lalu, kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 40%, yaitu premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter (naik 44,44%), dan solar dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.500 per liter (naik 22,22%).
Bagi kalangan pro, alasanyamenaikkan harga BBM akan mengurangi belanja subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bila harga BBM tidak disesuaikan membuat negara dan pemerintah wajib menyelamatkan agar perekonomian negara dalam kondisi baik. Menurut mereka tanpa reformasi harga, kebijakan diversifikasi energi jangka panjang tidak akan berjalan. Subsidi membuat harga BBM dalam negeri jauh lebih murah dari harga internasional. Harga yang tidak rasional telah mengakibatkan konsumsi yang berlebihan dan kemungkinan besar diselundupkan ke luar negeri. Lebih tragis selama ini subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh rumah tangga kaya, karena subsidi komoditas bisa dinikmati semua kalangan (termasuk minyak tanah sekalipun).
Besarnya beban subsidi BBM menyebabkan alokasi untuk pendidikan, kesehatan atau infrastruktur terabaikan. Masyarakat tidak akan mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak. Alasan itu, pemerintah mengalihkan pengurangan subsidi BBM ini dalam bentuk bantuan langsung melalui Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM yang tujuannya meringankan beban rumah tangga miskin (RTM). Satu program yang dirancang kini adalah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Pendapat kalangan kontra, kebijakan menaikan harga BBM oleh pemerintah berdampak langsung terhadap kenaikan harga. Kondisi ini jelas akan memberatkan masyarakat, terutama rumah tangga miskin dalam memenuhi kebutuhan pokok, seperti pangan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Kebijakan yang tidak populis ini akan meningkatkan jumlah RTM walaupun dengan pemberian kompensasi. Menurut mereka, konsep BLSM atau cash transfer tidak dapat dipakai sebagai instrumen untuk mengentaskan kemiskinan. BLSM lebih merupakan mekanisme pengaman sosial, dan bukan mekanisme penurunan kemiskinan. BLSM adalah mekanisme redistribusi pendapatan yang tidak dapat menjawab masalah inti kemiskinan, yakni ketidakmampuan untuk menghasilkan pendapatan yang mencukupi untuk hidup layak.
Namun demikian keduanya sepakat, bahwa kenaikan harga BBM akan berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa (inflasi), yang pada gilirannya akan menurunkan daya beli (pendapatan riel). Daya beli yang turun, bila tidak dikompensasi, akan meningkatkan kemiskinan. Kementerian Keuangan memperkirakan bahwa kenaikan BBM akan meningkatkan inflasi 2013 menjadi 7,2% atau tertinggi sejak inflasi 11% yang pernah terjadi pada 2008. Artinya kenaikan harga BBM ini memberi tambahan pada inflasi sekitar 0,5% menjadi 7,7% pada bulan Juli atau satu bulan setelah kenaikan BBM. Elastisitas inflasi terhadap garis kemiskinan berkisar 1,3%. Dengan kata lain, kalau harga naik 10%, garis kemiskinan akan naik 13%.

Sumber:
http://aceh.tribunnews.com/2013/06/25/menghitung-dampak-kenaikan-harga-bbm
 

Nama: Mutia. Azila
Npm: 25211046
Kls: 3EB10
Tugas softskill: Bahasa Indonesia

0 komentar on "Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)"

Posting Komentar

 

' Mutia Azila Sweet Cupcake Designed by Ipietoon