Kesiapan Masyarakat Indonesia Menuju
Masyarakat
Ekonomi Asean
Masyarakat Ekonomi Asean dengan sasarannya yang
mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan karakteristik utama
dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang sangat
kompetitif, kawasan pengembangan ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan
yang terintegrasi sepenuhnya menjadi ekonomi global. Sebagai pasar tunggal
kawasan terpadu Asean dengan luas sekitar 4,47 juta km persegi yang didiami
oleh lebih dari 600 juta jiwa dari 10 negara anggota ini diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan memacu daya saing ekonomi kawasan Asean yang
diindikasikan melalui terjadinya arus bebas (free flow) : barang, jasa,
investasi, tenaga kerja, dan modal.
Masyarakat Indonesia adalah Negara
Heterogen dengan berbagai jenis suku, bahasa dan adat istiadat yang terhampar
dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup
bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia (4,5%) setelah RRT dan India. Ini
akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju
AEC tahun 2015.
ASEAN Economic Community yang
dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta
mampu bersaing dengan Negara-negara yang perekonomiannya lebih maju
dibandingkan dengan kondisi Negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan
terwujudnya ASEAN Community yang dimana di dalamnya terdapat AEC, dapat
menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional, kita
mengharapkan dengan dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini
dapat membuka mata semua pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang
dimana nantinya juga saling melengkapi diantara para stakeholder sektor ekonomi
di Negara-negara ASEAN ini sangat penting. Misalnya untuk infrastruktur, jika
kita berbicara tentang infrastruktur mungkin Indonesia masih sangat dinilai
kurang, baik itu berupa jalan raya, bandara, pelabuhan, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini kita dapat memperoleh manfaat dari saling tukar pengalaman dengan
anggota ASEAN lainnya.
Untuk itu Kementerian Perdagangan
saat ini mempersiapkan produksi, daya saing dan ekonomi yang merata di seluruh
kawasan menyongsong MEA. "Kementerian telah menyiapkan kebijakan penting
terkait pasar tunggal ASEAN," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat
menjadi pembicara dalam bincang-bincang menyongsong ASEAN Economic Community
2015. Kebijakan yang dipersiapkan seperti terkait pasar tunggal dan basis
produksi terutama untuk produksi kategori ekspor. Gita juga menekankan pentingnya
masyarakat Indonesia dalam menyiapkan daya saing secara bersama-sama agar
peluang MEA dapat dioptimalkan. MEA harus dapat menjadi peluang Indonesia untuk
memanfaatkan pasar ASEAN sekaligus sebagai basis produksi dan investasi.
Peluang itu terbuka luas bagi pengembangan industri di Indonesia apalagi
Indonesia merupakan negara produsen komoditi potensial dunia. Gita mengatakan
setiap pemangku kepentingan harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik
serta siap menghadapi tantangan yang muncul apabila Indonesia ingin berhasil
dalam memandaatkan peluang yang ada. Seluruh pemangku kepentingan di tingkat
elit politik, pemerintah, dunia usaha serta kalangan pendidikan harus bersatu
padu menyebarkan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat menghadapi MEA 2015.
Dalam upaya mempersiapkan diri menghadapi perubahan dan
sekaligus mengatasi hambatan & tatangan tersebut, Pemerintah harus segera
merumuskan dan menetapkan langkah-langkah strategis terpadu dengan melibatkan
seluruh komponen bangsa dan pemangku kepentingan (stakeholder). Di samping itu,
pembaruan dan perubahan (changes) menjadi sebuah kata kunci yang mesti segera
disosialisasikan dan diimplementasikan secara gradual atau bertahap mengingat
kemajukan dan keanekaragaman kareakteristik kehidupan sosial dan ekonomi bangsa
Indonesia
Ada tiga indikator untuk meraba
posisi Indonesia dalam AEC 2015. Pertama, pangsa ekspor Indonesia ke
negara-negara utama ASEAN (Malaysia, Singapura, Thailand, Pilipina) cukup besar
yaitu 13.9% (2005) dari total ekspor. Dua indikator lainnya bisa menjadi
penghambat yaitu menurut penilaian beberapa institusi keuangan internasional -
daya saing ekonomi Indonesia jauh lebih rendah ketimbang Singapura, Malaysia
dan Thailand. Percepatan investasi di Indonesia tertinggal bila dibanding
dengan negara ASEAN lainnya. Namun kekayaan sumber alam Indonesia yang tidak
ada duanya di kawasan, merupakan local-advantage yang tetap menjadi daya tarik
kuat, di samping jumlah penduduknya terbesar yang dapat menyediakan tenaga
kerja murah.
Tantangan Indonesia kedepan adalah
mewujudkan perubahan yang berarti bagi kehidupan keseharian masyarakatnya.
Semoga seluruh masyarakat Indonesia kita ini bisa membantu untuk mewujudkan
kehidupan ekonomi dan sosial yang layak agar kita bisa segera mewujudkan
masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015.
Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/391103/masyarakat-ekonomi-asean-di-depan-mata
http://www.asean.org
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/08/22/masyarakat-ekonomi-asean-2015-583194.html
http://www.bi.go.id/biweb/resources/gerai_info/index.html#/Gerai%20Info%2028/0
Nama: Mutia. Azila
Npm: 25211046
Kls: 3EB10
Tugas softskill: Bahasa Indonesia
0 komentar on "Masyarakat Ekonomi Asean"
Posting Komentar